ý Pendahuluan Materi
Puisi
adalah sebuah karya sastra. Puisi ini memeiliki ciri-ciri yang merupakan simbol
khas puisi tersebut. Diantaranya :
A.
Bahasa konsentrif dan indah (bergaya bahasa)
Bahasa yang konsentrif adalah bahasa
yang singkat, padat, dan bermakna. Bahasa yang indah adalah bahasa yang
menggunakan gaya bahasa (majas).
B.
Memiliki rima
Rima
adalah persamaan bunyi di akhir baris. Persamaan
bunyi dahulu sering disebut sebagai sajak. Persamaan bunyi tidak terbatas pada
suku kata terakhir, tetapi dapat di tengah larik atau antar
larik.
Fungsi rima :
a.
Menghasilkan keindahan suara apabila dibaca.
b.
Memberikan keindahan dan efek musical.
c.
Menjadikan puisi lebih mudah diingat dan dihafal.
C.
Pilihan kata (diksi)
Ciri
puisi yang mencolok tampak pada pilihan kata. Diksi dalam puisi mempunyai
fungsi berikut ini:
a.
Membuiat puisi menjadi indah dan lebih enak dibaca.
b.
Menimbulkan makna yang berkesan kuat untuk diingat.
c.
Menciptakan kekaguman
bagi pembacanya.
D.
Keberagaman makna
Kata-kata
dalam puisi bermakna sebenarnya (denotasi) dan sering pula bermakna tidak
sebenarnya (konotasi, kiasan., atau Idiom)
ý Kata-kata
Puisi
1.
Hujan
2.
Deras
3.
Membasahi
4.
Tuntas
5.
Sungai
6.
Sampah
7.
Tak berdaya
8.
Air
9.
Banjir
10. Melanda
11. Sengsara
12. Manusia
13. Rumah
14. Ladang
15. Sawah
16. Harta
17. Alam
18. Murka
19. Akibat
20. Perbuatan
21. Bersyukur
22. Nikmat
23. Bencana
24. Menanggung
ý
Kalimat Puisi
Hujan turun sangat deras
Membasahi dunia luas
Entah kapan kan tuntas
Sungai yang dulu indah
Telah dihiasi oleh sampah
Kini
sungai telah tak berdaya
Air
telah merajalela
Banjir
mulai melanda
Menyengsarakan
umat manusia
Banjir datang di setiap daerah
Menenggelamkan rumah, ladang, dan sawah
Tak peduli harta benda
Tak mengenal sanak saudara
Karena alam telah murka
Inilah
akibat perbuatan manusia
Yang
enggan bersyukur atas nikmat-Nya
Air
telah menjadi bencana
Dan
manusialah yang harus menanggung akibatnya
ý
Rangkaian
Puisi
ë
Tema : Bencana
ë
Judul : Banjir
Banjir
Hujan turun sangat deras
Membasahi dunia luas
Entah kapan kan tuntas
Sungai yang dulu indah
Telah dihiasi oleh sampah
Kini
sungai telah tak berdaya
Air
telah merajalela
Banjir
mulai melanda
Menyengsarakan
umat manusia
Banjir datang di setiap daerah
Menenggelamkan rumah, ladang, dan sawah
Tak peduli harta benda
Tak mengenal sanak saudara
Karena alam telah murka
Inilah
akibat perbuatan manusia
Yang
enggan bersyukur atas nikmat-Nya
Air
telah menjadi bencana
Dan manusialah yang harus
menanggung akibatnya
Karya : Wahu Hendro H.
ý
Mengidentifikasi Puisi
ë
Tema : Bencana
Bukti : Puisi yang saya buat
menceritakan banjir yang memporak-porandakan kehidupan manusia yang diakibatkan
oleh perbuatan manusia sendiri.
ë
Diksi :
:
Untuk menguatkan konsep tentang kata selesai atau
berakhir, saya menggunakan kata tuntas.
:
Untuk menguatkan konsep tentang kata mampu, saya
menggunakan kata tak berdaya.
:
Untuk menguatkan konsep tentang kata berkuasa, saya
menggunakan kata merajalela.
:
Untuk menguatkan konsep tentang kata marah, saya
menggunakan kata murka.
:
Untuk menguatkan konsep tentang kata tidak mau, saya
menggunakan kata enggan.
ë
Majas
Hujan turun sangat deras (Hiperbola)
Membasahi dunia luas (Hiperbola)
Entah kapan kan tuntas (Retorik)
Sungai yang dulu indah (Oksimoron)
Telah dihiasi oleh sampah (Oksimoron)
Kini
sungai telah tak berdaya (Personifikasi)
Air
telah merajalela (Hiperbola)
Banjir
mulai melanda (Pleonasme)
Menyengsarakan
umat manusia (Pleonasme)
Banjir datang di setiap daerah (Asindenton)
Menenggelamkan rumah, ladang, dan sawah (Asindenton)
Tak peduli harta benda (Repetisi)
Tak mengenal sanak saudara (Repetisi)
Karena alam telah murka (Personifikasi)
Inilah
akibat perbuatan manusia (Silepsis dan Zeugma)
Yang
enggan bersyukur atas nikmat-Nya (Silepsis dan Zeugma)
Air
telah menjadi bencana (Klimaks)
Dan manusialah yang harus menanggung akibatnya (Klimaks)
ë
Ritme
Banjir
Hujan turun/ sangat deras//
Membasahi dunia luas//
Entah/ kapan kan tuntas//
Sungai yang dulu indah//
Telah dihiasi/ oleh sampah//
Kini/ sungai telah
tak berdaya//
Air
telah merajalela//
Banjir/ mulai melanda//
Menyengsarakan
umat manusia//
Banjir dating/ di setiap
daerah//
Menenggelamkan rumah/ lading/ dan sawah//
Tak peduli harta benda//
Tak mengenal sanak saudara//
Karena alam telah murka//
Inilah/ akibat
perbuatan manusia//
Yang
enggan bersyukur/
atas nikmat-Nya//
Air/ telah menjadi
bencana//
Dan manusialah/ yang harus
menanggung akibatnya//
ë
Sajak
:
Bait pertama bersajak :
a-a-a-b-b
:
Bait kedua bersajak :
a-a-a-a
:
Bait ketiga bersajak :
a-a-b-b-b
:
Bait keempat bersajak :
a-a-a-a
ë
Makna Puisi
:
Bait pertama :
Hujan turun dengan sangat deras, namun sungai-sungai yang bersih telah dipenuhi
sampah.
:
Bait kedua :
Sungai tak mampu menahan air, sehingga banjir terjadi dan menyusahkan
masyarakat.
:
Bait ketiga :
Banjir datang dimana-mana dan menenggelamkan harta benda karena alamsudah
rusak.
:
Bait keempat :
Banjir adalah akibat dari perbuatan manusia yang tidak mau menjaga alam dan
tidak mau bersyukur, sehingga manusia sendiri yang harus menerima akibatnya.
ë
Amanat
:
Jagalah sungai agar tetap bersih, agar tidak terjadi banjir.
:
Setiap perbuatan pasti ada baasannya, kita yang berbuat,
kita juga yang harus menanggung resikonya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar