Senin, 07 April 2014

B. Indonesia: Membuat dan Mengidentifikasi Puisi

ý Pendahuluan Materi
Puisi adalah sebuah karya sastra. Puisi ini memeiliki ciri-ciri yang merupakan simbol khas puisi tersebut. Diantaranya :

A.    Bahasa konsentrif dan indah (bergaya bahasa)
Bahasa yang konsentrif adalah bahasa yang singkat, padat, dan bermakna. Bahasa yang indah adalah bahasa yang menggunakan gaya bahasa (majas).

B.     Memiliki rima
Rima adalah persamaan bunyi di akhir baris. Persamaan bunyi dahulu sering disebut sebagai sajak. Persamaan bunyi tidak terbatas pada suku kata terakhir, tetapi dapat di tengah larik atau antar larik.
Fungsi rima :
a.       Menghasilkan keindahan suara apabila dibaca.
b.       Memberikan keindahan dan efek musical.
c.        Menjadikan puisi lebih mudah diingat dan dihafal.

C.     Pilihan kata (diksi)
Ciri puisi yang mencolok tampak pada pilihan kata. Diksi dalam puisi mempunyai fungsi berikut ini:

a.       Membuiat puisi menjadi indah dan lebih enak dibaca.
b.       Menimbulkan makna yang berkesan kuat untuk diingat.
c.        Menciptakan kekaguman bagi pembacanya.
 
D.     Keberagaman makna
Kata-kata dalam puisi bermakna sebenarnya (denotasi) dan sering pula bermakna tidak sebenarnya (konotasi, kiasan., atau Idiom)


ý Kata-kata Puisi


1.       Hujan
2.       Deras
3.       Membasahi
4.       Tuntas
5.       Sungai
6.       Sampah
7.       Tak berdaya
8.       Air
9.       Banjir
10.  Melanda
11.  Sengsara
12.  Manusia
13.  Rumah
14.  Ladang
15.  Sawah
16.  Harta
17.  Alam
18.  Murka
19.  Akibat
20.  Perbuatan
21.  Bersyukur
22.  Nikmat
23.  Bencana
24.  Menanggung






ý Kalimat Puisi

Hujan turun sangat deras
Membasahi dunia luas
Entah kapan kan tuntas
Sungai yang dulu indah
Telah dihiasi oleh sampah
         
          Kini sungai telah tak berdaya
          Air telah merajalela
          Banjir mulai melanda
          Menyengsarakan umat manusia

Banjir datang di setiap daerah
Menenggelamkan rumah, ladang, dan sawah
Tak peduli harta benda
Tak mengenal sanak saudara
Karena alam telah murka

          Inilah akibat perbuatan manusia
          Yang enggan bersyukur atas nikmat-Nya
          Air telah menjadi bencana
Dan manusialah yang harus menanggung akibatnya



ý Rangkaian Puisi

ë  Tema    : Bencana
ë  Judul    : Banjir
Banjir
Hujan turun sangat deras
Membasahi dunia luas
Entah kapan kan tuntas
Sungai yang dulu indah
Telah dihiasi oleh sampah
         
          Kini sungai telah tak berdaya
          Air telah merajalela
          Banjir mulai melanda
          Menyengsarakan umat manusia

Banjir datang di setiap daerah
Menenggelamkan rumah, ladang, dan sawah
Tak peduli harta benda
Tak mengenal sanak saudara
Karena alam telah murka

          Inilah akibat perbuatan manusia
          Yang enggan bersyukur atas nikmat-Nya
          Air telah menjadi bencana
Dan manusialah yang harus menanggung akibatnya



Karya         : Wahu Hendro H.



ý  Mengidentifikasi Puisi

ë  Tema    : Bencana
Bukti     : Puisi yang saya buat menceritakan banjir yang memporak-porandakan kehidupan manusia yang diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri.
ë  Diksi    :
:  Untuk menguatkan konsep tentang kata selesai atau berakhir, saya menggunakan kata tuntas.
:  Untuk menguatkan konsep tentang kata mampu, saya menggunakan kata tak berdaya.
:  Untuk menguatkan konsep tentang kata berkuasa, saya menggunakan kata merajalela.
:  Untuk menguatkan konsep tentang kata marah, saya menggunakan kata murka.
:  Untuk menguatkan konsep tentang kata tidak mau, saya menggunakan kata enggan.

ë  Majas
Hujan turun sangat deras (Hiperbola)
Membasahi dunia luas (Hiperbola)
Entah kapan kan tuntas (Retorik)
Sungai yang dulu indah (Oksimoron)
Telah dihiasi oleh sampah (Oksimoron)
         
          Kini sungai telah tak berdaya (Personifikasi)
          Air telah merajalela (Hiperbola)
          Banjir mulai melanda (Pleonasme)
          Menyengsarakan umat manusia (Pleonasme)

Banjir datang di setiap daerah (Asindenton)
Menenggelamkan rumah, ladang, dan sawah (Asindenton)
Tak peduli harta benda (Repetisi)
Tak mengenal sanak saudara (Repetisi)
Karena alam telah murka (Personifikasi)

          Inilah akibat perbuatan manusia (Silepsis dan Zeugma)
          Yang enggan bersyukur atas nikmat-Nya (Silepsis dan Zeugma)
          Air telah menjadi bencana (Klimaks)
          Dan manusialah yang harus menanggung akibatnya (Klimaks)

ë  Ritme

Banjir
Hujan turun/ sangat deras//
Membasahi dunia luas//
Entah/ kapan kan tuntas//
Sungai yang dulu indah//
Telah dihiasi/ oleh sampah//
         
          Kini/ sungai telah tak berdaya//
          Air telah merajalela//
          Banjir/ mulai melanda//
          Menyengsarakan umat manusia//

Banjir dating/ di setiap daerah//
Menenggelamkan rumah/ lading/ dan sawah//
Tak peduli harta benda//
Tak mengenal sanak saudara//
Karena alam telah murka//

          Inilah/ akibat perbuatan manusia//
          Yang enggan bersyukur/ atas nikmat-Nya//
          Air/ telah menjadi bencana//
Dan manusialah/ yang harus menanggung akibatnya//


ë  Sajak
:  Bait pertama bersajak  : a-a-a-b-b
:  Bait kedua bersajak     : a-a-a-a
:  Bait ketiga bersajak     : a-a-b-b-b
:  Bait keempat bersajak : a-a-a-a

ë  Makna Puisi
:  Bait pertama      : Hujan turun dengan sangat deras, namun sungai-sungai yang bersih telah dipenuhi sampah.
:  Bait kedua          : Sungai tak mampu menahan air, sehingga banjir terjadi dan menyusahkan masyarakat.
:  Bait ketiga          : Banjir datang dimana-mana dan menenggelamkan harta benda karena alamsudah rusak.
:  Bait keempat      : Banjir adalah akibat dari perbuatan manusia yang tidak mau menjaga alam dan tidak mau bersyukur, sehingga manusia sendiri yang harus menerima akibatnya.
ë  Amanat
:  Jagalah sungai agar tetap bersih, agar tidak terjadi banjir.
:  Setiap perbuatan pasti ada baasannya, kita yang berbuat, kita juga yang harus menanggung resikonya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar